OPINI - Pemberitaan yang netral dan obyektif adalah pondasi dari kebebasan pers dan demokrasi yang sehat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita sering kali melihat kecenderungan media untuk menggiring opini daripada memberikan informasi secara objektif kepada masyarakat. Hal ini tidak hanya merusak kepercayaan publik terhadap media, tetapi juga mengancam integritas demokrasi itu sendiri.
Salah satu masalah utama dalam pemberitaan saat ini adalah penggunaan framing yang tendensius. Framing adalah cara penyajian informasi yang dapat mempengaruhi persepsi pembaca atau pemirsa. Ketika media menggunakan framing yang tidak netral, mereka secara tidak langsung menggiring opini pembaca ke arah tertentu. Contohnya, dalam pemberitaan politik, sebuah artikel yang memperlihatkan gambar seorang politisi dengan ekspresi yang buruk bisa saja membuat pembaca memiliki pandangan negatif terhadapnya tanpa mempertimbangkan substansi dari apa yang sedang dibicarakan.
Baca juga:
Tony Rosyid: PKB Masuk Koalisi KPP?
|
Selain framing, seleksi berita juga menjadi masalah. Ketika media memilih untuk memberitakan hanya sisi cerita yang mendukung sudut pandang tertentu tanpa memberikan ruang bagi sudut pandang lain, hal ini juga dapat mempengaruhi opini pembaca secara tidak seimbang. Contohnya, ketika sebuah konflik terjadi antara dua pihak, media yang hanya memberitakan sudut pandang satu pihak tanpa memberikan konteks yang memadai tentang sudut pandang pihak lain dapat menghasilkan pemahaman yang tidak lengkap dan bias.
Pemberitaan yang menggiring opini juga dapat terjadi melalui penggunaan bahasa yang tendensius atau sensationalisme. Ketika media menggunakan kata-kata yang berlebihan atau dramatis untuk menarik perhatian pembaca, mereka dapat mengarahkan opini pembaca ke arah yang diinginkan tanpa mempertimbangkan fakta yang sebenarnya.
Baca juga:
Alex Wibisono: Demokrasi Kentut
|
Dalam sebuah masyarakat demokratis, penting bagi media untuk menjaga netralitas dan obyektivitas dalam pemberitaannya. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk membuat keputusan yang berdasarkan pada informasi yang akurat dan lengkap, bukan sekadar berdasarkan pada opini yang diarahkan oleh media. Jika kita ingin mempertahankan integritas demokrasi dan kebebasan pers, kita harus menuntut agar media menjalankan tanggung jawab mereka dengan memberikan informasi yang netral dan obyektif kepada masyarakat.
Baca juga:
Anies-Gus Yahya, Cocok!
|
Mesuji 17 Maret 2024
Udin Komarudin
Baca juga:
Tony Rosyid: Komunikasi Yes, Koalisi No
|
Jurnalis Nasional Indonesia [JNI]